Tuesday, February 24, 2009

Kapten Panci Episode 4


Jimmy Bulket dan David tertawa terbahak-bahak ketika melihat mereka berdua yang benar-benar kelihatan seperti orang yang sangat-sangat bodoh.
“Vid, sepertinya mereka makin hari makin bodoh saja ya?” tawa Jimmy.

“Iya, sangat bodoh sekali. Tak kusangka otak mereka seperti kedelai saja.” Tambah David yang tertawa sambil membanting-banting boneka Pinguinnya ke tanah berkali-kali.
Tapi tiba-tiba saja Yuki dan Diru sudah dihadapan mereka berdua. Sepertinya mereka bisa turun juga.
“Hai bedabah! Ayo cepat lawan kami! Sudah cukup bermain-mainnya.” Teriak Yuki mengancung-acungkan sapunya ke atas langit.
“Oh, jadi kalian maw kami buat nyangsang lagi? Tinggal pilih mau dimana?” balas David. Kali ini boneka pinguinnya sudah di arahkan kea rah mereka. Jimmy pun juga sudah mengambil ancang-ancang. Mungkin kali ini ia akan mengeluarkan Jurus Gelitik Bulu Ketek Tingkat 2. Jurus yang tingkat 1 saja sudah membuat orang kewalahan.
“Vid….” Bisik Jimmy tiba-tiba. David pun menoleh kea rah Jimmy.
“Kayaknya, udahan dulu dech. Aku mesti pulang nich, Ada pesanan yang harus diantar. “ lanjut Jimmy yang masih tetap mengambil kuda-kuda menyerang.
“Hah? Tanggung banget nich. Bentar lagi kita bisa menang melawan dua cecurut itu, Memangnya, pesanan apa Jim?” bisik David juga.
“Biasalah, pesanan tahu. Tuch, Pak Asyong kan kalo mesen tahun ke aku banyak banget. Janjinya aku antar hari ini jam 10 nanti.” Lanjut Jimmy.
“Ya, nanggung nich. Terus gimana nich ngomong ke mereka?” tanya David.
“Biar aku saja yang ngomong.” Kemudian Jimmy kembali berdiri tegak dan berteriak kea rah Diru dan Yuki,”Woi, kali ini kita kasih ampun dech. Jadi kita kasih kesempatan kalian untuk lari. Mumpung kita lagi baik nich!”
Yuki dan Diru pun terkejut mendengar hal itu. “Koq ga jadi?” kata Yuki dalam hati. “Enaq saja takut! Kita masih bisa lawan kalian tahu!” bentak Diru yang tidak diterima diremehkan.
“Tuh Jim, gimana dunk. Mereka gak mau tuch. Udah, sikat aja sekalian” kata David.
“Aku sebenarnya juga mau langsung menghabisi mereka. Cuma, udah ga ada waktu lagi nich. Bisa-bisa Pa Asyong ga jadi langganan lagi.” Jelas Jimmy.
“Oh, gw tahu.. Loe oada takut kan sama kita. Udah dah, ngaku aja..!!!” teriak Diru lagi sambil memperlihatkan giginya yang tidak rata. Namun, tiba-tiba saja Bumi bergoncang. Sepertinya telah terjadi gempa bumi. Goncangannya begitu hebat sekali sampai-sampai banyak pohon yang tumbang dan jalanan yang retak.
“Wah Jim, ini kenapa!!! Koq tiba-tiba gempa gini?”
“Ye, kamu nanya aku. Terus aku tanya siapa dong? Ya mana aku tahu. Oiya Vid, mumpung mereka lagi ga konsentrasi sama kita, sekarang waktunya untuk melarikan diri.” Ajak Jimmy yang kemudian disambut oleh anggukan kepala David.
“Dir, kok buminya joget sich?” kata Yuki.
“Gw juga ga taw. Padahal tadi gw nonton acara berita, katanya hari ini awan cerah dan mentari bersinar begitu indah. Kok jadi berubah begini.” Jawab Diru.
“Beuh, jangan-jangan mau kiamat nich. Aduh, mana aku belum pernah pacaran lagi. Masa mau mati cepet sich.” Kata Yuki meratapi kisah cintanya.
“Makanya, siapa suruh dari dulu-dulu ga pacaran. Nyesel kan sekarang”
“Ya kamu sich enaq udah pacaran, lah aku gimana dong?”
“Itu juga gw pacaran karena pacar gw kasihan gw ditolak cewek-cewek terus. Eh Ki, tuch ada kambing. Daripada loe mati belum pernah merasakan cinta, mending tembak tuch kambing. Gw saksinya dah..”usul Diru sambil menunjuk kambing yang dimaksud.
“Sial! Aku masih suka cewek ya.. Eh Dir, tapi kok Jimmy sama David dah ga kelihatan ya?” tanya Yuki yang sudah menyadari ketidakberadaan Jimmy dan David.
“Wah, jangan-jangan mereka sudah menyelamatkan diri lagi.” Kata Diru.
Namun secara perlahan, gempa itu pin akhirnya mereda. Semua bangunan di sekitar mereka hamper runtuh semua. Sebagian besar bangunan masih berdiri kokoh pasca gempa dadakan tadi termasuk gerobak bubur yang tadi menjadi sasaran pun tak bergerak 1 mm pun.
“Kalian berdua tak apa?” tiba-tiba Bee datang tergopoh-gopoh.
“Bee! Memangnya apa yang terjadi?” tanya Diru dan Yuki hamper bersamaan.
“Gempa yang tadi kita rasakan itu adalah tanda dari bangkitnya raja setan sosis panggang. Tadi Yosie sudah memberitahu aku” jelas Bee.
“Hah? Apa? Bukannya Raja Setan Sosis Panggang sudah lama tersegel? Mengapa ia bisa bangkit kembali.? Tanya Yuki.
“Mungkin ada yang sengaja membuka segelnya.” Kata Diru tiba-tiba.
“Betul itu, sepertinya ada yang ingin Raja Setan Sosis Panggang berkuasa kembali seperti 500 tahun yang lalu.” Tambah Bee.
“Siapa yang berani-berani membuka segel itu dan menyebabkan gempa bumi yang hampir membunuh aku.” Tanya Yuki dengan emosi yang agak sedikit meluap-luap.
“Aku dan Yosie telah mencari datanya. Dan akhirnya aku menemukannya tadi malam.” Kata Bee sambil mengambil laptopnya dari tasnya. Setelah mengotak-ngatik sebentar, lalu memperlihatkan ke arah Diru dan Yuki.
“Namanya Asyong. Tinggal di Jalan Bolang-Baling No. 63, Siput City.”
“Loh, tapi kenapa dia ada di Friendster?” tanya Yuki heran.
“Yup, aku mendapatkan biodatanya dari account dia di Friendster. Oiya, ternyata dia juga punya Facebook loh. Baru aja aku add dia.” Kata Bee sambil tersenyum.
“Kenapa sich semua orang ada di Facebook dan Friendster? Cpe dech….” Kata Diru pelan.
“Baiklah kalau begitu, alangkah baiknya kalo kita cepat kesana. Sebelum Si Asyong itu melakukan hal yang lebih jauh lagi.” Kata Yuki bersemangat.
Akhirnya, mereka pun bertiga bergegas ke rumah Asyong untuk dapat menggagalkan rencana jahatnya. Tapi tentu saja mampir ke rumah Bee dulu untuk mengambil teflonnya Diru.


Bersambung….

0 comments:

Contact