Monday, February 1, 2010

All About Japanese Girls Part 2


Disini gw maw ngasih tahu aja tentang cewek Jepang itu kayak gimana... Gw browsing2 sana kemarin dan lumayan dapat juga artikelnya atau tulisan tentang hal ini..

Mari-mari dilihat... Jangan mesum aja bawaanya...


Pacaranlah dgn Cewek Jepang Tapi Jangan Tinggal di Jepang & Menikah Dengannya!

(By: green_fugu from Kaskus)

"Yup, tentu semua akan ingin tahu, mengapa ane kasih judul thread ini seperti itu. Memang menurut pendapat ane, kalau ente ingin bersenang-senang dalam hal pacaran, ente bolehnya pacaran sama cewek Jepang, apalagi kalau ceweknya itu yang ngebet bener sama ente. Kesenangan ente akan terjamin mulai dari sandang, papan, pangan sampai kebutuhan ranjang!

Cewek Jepang akan sangat memperhatikan ente
sebagai pacar. Hadiah-hadiah akan mengalir dengan lancar selama ente bisa membuat mereka merasa nyaman menjadi pacar ente. Bahkan mereka tidak akan keberatan kalau ente ngajak mereka "serumah" untuk kumpul kebo. Hubungan sex bukan hal yang tabu dan mengusik mereka, selama ente nggak EDI TANSIL dan bisa disenangkan dan menyenangkan mereka.

Tapi....

Jangan pernah menikah sama mereka kalau ente
nggak siap lahir batin. Sebab, begitu menikah, ente punya kewajiban dan tanggung jawab yang tidak sedikit. Bisa jadi bini ente akan berhenti kerja karena hamil. Apa artinya? Artinya ente-lah yang kudu tanggung jawab menghidupinya. kalau ente nggak sanggup, kuping bisa merah dan darah bisa mendidih tiap hari dengar omongannya, apalagi kalau bini termasuk punya jiwa preman dan pesolek.

Setelah menikah dan punya anak.... ente mesti bisa hidup mandiri lagi. Bini
akan sibuk dengan anak dan pekerjaannya, baik sebagai ibu rumah tangga apalagi kalau bini juga kerja. Bagi cowok anak mami dan tidak sanggup kerja keras, silahkan lupakan mimpi untuk menikah dengan orang Jepang dan tinggal di Jepang. Pembantu rumah tangga adalah barang mewah untuk pekerja biasa maupun luar biasa kecuali ente menikah sama orang yang memungkinkan punya pembantu, tapi sayang itu sedikit sekali di Jepang ini. Jangan pernah ente bermimpi tiap sore dibikinin teh dan nyamikan sama bini ente saat ente punya bayi. Jangan pikir bini ente akan dengan sabar menghadapi ente kalau ente selalu menolak membersihkan popok bayi atau bersih-bersih rumah.

Ane sering dengar ada
orang yang cerita sudah menikah dengan ce Jepang dan tinggal di Jepang. Tapi tidak pernah dengar cerita mereka bahwa mereka bisa ongkang-ongkang kaki setelah pulang kantor untuk lihat TV sambil minum kopi plus baca koran sore. Kalau ada yang cerita kalau setelah mereka menikah masih bisa "rabu-rabu"... he.. he.. he.. trust me, dia bohong atau masih menikmati "saat-saat bulan madu". Setelah masa itu lewat... wait and see! Begitu ente tidak lagi berguna dihadapan bini ente, siap-siap aja ditendang ke tong sampah dan jadilah ente gelandangan. Cewek Jepang tidak akan ragu untuk itu karena mereka yakin mereka bisa hidup lebih baik tanpa ente yang tak berguna!

Ane ada banyak cerita teman-teman yang tragis
hidupnya di Jepang ini. Karena dirasa tidak bisa memberikan kehidupan yang layak oleh bininya, mereka didepak keluar dari rumah. kalu sudah begitu, bisa apa coba? Mau ke polisi... uih, cengeng amat! Dan sudah pasti polisi dan UU Jepang ini akan lebih mengutamakan warga negaranya sendiri.

So, kalau belum benar-benar siap, jangan pernah bermimpi menikah dengan
cewek Jepang, walaupun cuman mimpi di siang bolong....... Kalau sekedar pacaran.... he.. he.. he.. boleh lah dicoba dan rasakan sendiri enaknya....

Ada yang ingin sharing,
gimana repot dan sulitnya hidup di Jepang ini setelah menikah dengan cewek Jepang? "



No sex, please: we’re Japanese – and married
http://www.timesonline.co.uk/tol/new...cle1517052.ece
Richard Lloyd Parry in Tokyo
(Credit: SpidLova form Kaskus)


The secret of Japan’s exceptionally low birth rate is out — more than a third of married couples do not have sex.

“The situation is dismal,” said Kunio Kitamura, the director of the country’s Family Planning Association, after a Government survey suggested that 34.6 per cent of couples had not made love for more than four weeks.

“My research shows that if you don’t have sex for a month, you probably won’t for a year. This is very bad news for the country’s birth rate, and something the Government needs to look into urgently.”

The survey of 1,400 people, for Japan’s Ministry of Health and Welfare, indicated that 39.7 per cent of all Japanese couples aged 16 to 49 have not had sex for over a month, a 5 per cent increase on the results of the same survey two years ago.

Doctors and anthropologists say that there are a number of reasons why the Japanese are giving up sex.

One is the lifestyle of many urban Japanese men, who leave home early, return home late and tired after a long commute and tend to spend weekends and other free time socialising with work colleagues or catching up on their sleep.

Women, too, are more likely to work and have less time to themselves.

Some couples do not expect to maintain a regular sex life after the arrival of a child and small, thin-walled apartments offer few opportunities for privacy.

Poor communication is also cited as a factor, especially among older people, who are constrained from discussing sex even with their spouses.

The Japan Sexual Science Association defines a sexless marriage as one in which there has been no sexual contact between husband and wife for over a month, and in which this situation is expected to continue.

Other studies have confirmed the impression given by the survey.

Japan came last in a table of 29 countries compiled by University of Chicago researchers into which had the greatest sexual satisfaction, (Austrians were first.)

The country also came last in a survey by Durex, the condom manufacturer, which found that Japanese have sex 45 times a year, compared with the average of 103.

In the past ten years Japanese politicians and bureaucrats have become preoccupied increasingly by the country’s declining birth rate, which threatens a demographic crisis in the next half century.

The fertility rate, the number of children that the average woman will bear in a lifetime, fell to a record low of 1.25 last year, well below the “replacement rate” of 2.1.

At the same time Japanese are living longer. A situation looms in which a decreasing number of working taxpayers has to support a growing population of pensioners, leading to budgetary collapse.

Various reasons have been advanced to explain the declining fertility rate — from the expense of bringing up children to the availability of contraception. But it may be mainly due to the most basic reason of all — that Japanese are giving up on sex.

— Shoshika is a Japanese word created to describe a future society without children. The population is projected to decline by 20 per cent by 2050, by which time a third of Japanese will be over 65

0 comments:

Contact